Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
1.1 Pengertian anggaran
Yang dimaksud dengan anggaran (budget) ialah suatu
daftar atau pernyataanyang terperinci tentang penerimaan dan dan pengeluaran
negara yang diharapkan dalam jangka waaktu tertentu; yang biasanya adalah satu
tahun. (Suparmoko, 2008, hlm.47) pada awalnya anggaran itu dimulai sesuai
dengan sistem karender yaitu dimulai 1 Januari dan diakhiri 31 Desember. Tapi
sejak tahun 1969 anggaran pendapatan dan Belanja Negara Indonesia dimulai pada
tanggal 1 April dan berakhir pada tanggal 31 Maret.
Biasanya lembaga eksekutif yang mempersiapkan
rencana penerimaan dan pengeluaran/belanja, kemudian diajukan kepada lembaga
legislatif untuk dipertimbangkan dan kemudian diputuskan serta ditetapkan
sebagai Undnag-undang. Dalam UUD 1945 Presiden menetapkan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) setelah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat (pasal 23 ayat 1 UUD 1945)
Pada pokoknya budget harus mencerminkan politik
pengeluaran pemerintah yang rasional baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif sehingga akan terlihat bahwa:
1.
Adanya
pertanggung jawaban atas pemungutan pajak dan pungutan lainnya oleh pemerintah.
2.
Adanya
hubungan yang erat antara fasilitas penggunaaan dana dan penarikan nya.
3.
Adanya
pola pengeluaran pemerintah yang dapat dipakai sebagai pertimbangan didalam
menentukan pola penerimaan pemerintah byang pada akhirnya menentukan pula
tingkat distribusi penghasilan dalam perekonomian.
1.2 Komponen-komponen APBN
APBN mempunyai dua komponen besar, yakni anggaran
pengeluaran pusat dan anggaran pendapatan negara, selanjutnya, dua komponen
tersebut mempunyai banyak sub-komponen. Anggaran pendapatan negara terdiri dari
berbagai macam pajak, retribusi, royalti, bagian laba BUMN dan berbagai
pendapatan non pajak. Namun yang palling dominan dan sekaligus krusial sebagai
instrumen fiskal dari sisi penerimaaan adalah pajak.
Sedangkan
anggaran pengeluaran pemerintah pusat terdiri dari dua sub-komponen besar
yakni, pengeluaran pemerintah pusat dan pengeluaran pemerintah daerah, yaitu
transfer ke pemerintah daerah. Yakni yang terakhir ini mulai berlaku sejak
penerapan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yang dapat dibagi menjadi 2
komponen, yakni dana perimbangan dan dana penyesuaian dan otonomi khusus.
Sedangkan anggaran pemerintah pusat meliputi gaji pegawai dll.
Dalam anggaran ada penerimaan dan
pengeluaran (Suparmoko, 2008, hlm.48)
1.
Penerimaan
bersumber dari penerimaan dalam negeri
a.
Pajak
langsung adalah pajak yang dipungut berdasar atas ketetapan pajak jenis langsung
antara lain pajak pendapatan, pajak perseroan, pajak perseroan minyak dan MPO.
b.
Pajak
tidak langsung adalah pajak yang dipungut tanpa berdasarkan surat ketetapan
pajak. Jenis pajak tidak langsung anatar lain pajak penjualan, pajak penjualan
inpor, cukai, bea masuk, pajak ekspor dan penerimaan lain yang sejenis.
c.
dan penerimaan bukan dari pajak
2.
Penerimaan
pembangunan
a.
Bantuan
program adalah bantuan yang tidak dikaitkan pada proyek-proyek tertentu. Contohnya
nilai lawan dari devisa kredit, bantuan pangan, bantuan pupuk dll.
b.
Bantuan
proyek membantu menambah dana untuk ekspansi, rehabilitasi maupun untuk
membangun proyek-proyek baru
Pengeluaran atau belanja negara
1.
Pengeluaran
rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom serta
pembayaran bunga dan pembayaran hutang.
2.
Pengeluaran
pembangunan diperinci menjadi pengeluaran untuk program pembangunan dan
pengeluaran bantuan proyek. Pada hakikatnya adalah belanja yang dikaitkan
dengan kegiatan yang bersifat terus menerus.
1.3 Kebijakan anggaran
Pada umumnya anggaran dapat dipakai alat untuk
mempengaruhi penghasilan nasional. Adapun mengenai anggaran mana yang akan
dipakai tergantung pada perekonomian yang dihadapi. Dalam keadaan inflasi
biasanya dipegunakan anggaran defisit, dalam keadaan inflasi dipegunakan
anggaran yang surplus dan dalam keadaan normal dipergunakan anggaran yang
seimbang. Jadi anggaran itu bisa digunakan untuk politik fiskal.
Jika pemerintah menambahkan defisit APBN yakni
menambahkan pengeluaran atau mengurangi pendapatan lewat misalnya mengurangi
tarif pajak, maka dikatakan pemerintah melakukan kebijakan fiskal ekspansif
karena, paling tidak secara teori atau harapan pemerintah bahwa laju
pertumbuhan ekonomin akan meningkat. Sebaliknya, disebut kebijakan fiskal kontratif
jika pemerintah mengurangi defisit APBN, yakni mengurangi pengeluaran atau
menaikan tarif pajak, karena laju pertumbuhan ekonomi akan merosot, celeris paribus. ( Tulus, 2011, hlm.
228)
1.
Perekonomian
tertutup
Ekonomi tertutup
pembahasannya adalah tentang sektor ekonomi, sektor swasta dan sektor
pemerintahan
a.
Anggaran
belanja tidak seimbang (unbanlaced
budget)
Anggaran belanja seimbang biasanya dipakai sebagai
alat dari compentary policy atau cyclical policy. politik anti konjungtur
ditempuh dengan jalan mengubah besarnya anggaran peneluaran pemerintah dan
pajak-pajak dengan tujuan untuk melukanakan naik-turunnya produksi. Penghasilan
dan kesempatan kerja. Dalam hal tersebut “pump
priming principle”dapat ditempuh yaitu dengan cara pengeluaran sejumlah
uang sedikit saja diharapkan terjadi pertambahan pendapatan dalam masyarakat
dan juga kesempatan kerja yang berliat ganda. Dalam keadaan deflasi atau
inflasi ditempuh anggaran belanja yang tidak seimbang. Dalam masa deflasi
ditempuh anggaran belanja yang defisit dan dalam masa makmur (prosperity) akan ditempuh anggaran
belanja yang surplus.
Anggaran
belanja yang tidak seimbang biasanya akan mempunyai pengaruh yang berlipat
ganda terhadap pendapatan nasioal.
b.
Anggaran
belanja seimbang
Angaran belanja seimbang disusun sedemikian rupa
sehingga setiap pengeluaran pemerintah dapat dibiayai oleh pajak-pajak dan
sejenisnya. Kalau pajak disini bersifat lumpsum, dan setiap pengeluaran
pemerintah dibelanjakai dengan penerimaan pemerintah dari pajak, maka kebijakan
ini akan menaikan pengasilan.
2.
Perekonomian
terbuka
Perekonomian terbuka
merupakan suatu pembahasan yang cukup luas yaitu mencakup sektor hubungan
perdagangan luarnegeri, perdangan luar negeri biasanya membahas ekspor dan
impor. Ekspor suatu negara akan dipngaruhi oleh pendapatan nasional negara
lain. Perubahan tingkat harga barang yang sama didalam dan diluar negeri,
sistem taraf dan kota, serta besarnya dana/ valuta asing yang ada dinegara lain.
Karena ekspor berarti masuknya dana dari luar negeri kenegara pengekspor, maka
peranan dana hasil ekspor ini sama dengan unsur permintaan agregat yang lain
seperti konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah dalam pengaruhnya
terhadap pendapatan nasional.
Impor suatu negara akan
tergantung pada keadaan di negara itu sendiri terutama tingkat pendapatan
dinegara yang bersangkutan. Semangkin tinggi pendapatan nasional suatu negara
semakin tinggi pula jumlah impornya. Karena dana impor ini tidak masuk ke dalam
perkonomian kita tetapi masuk ke perekonomian negara lain, maka impor ni
sifatnya sama dengan tabungan dan pajak yaitu merupakan suatu kebocoran.
Kemudian karena apa yang dipakai untuk mengimpor itu adalah dana yang diperoleh
dari ekspor, maka sesungguhnya yang memperngaruhi besarnya pendapatan nasional
itu adalah ekspor neto yaitu selisih anta ekspor dan impor total.
Komentar
Posting Komentar